Prologue
"Indonesia!",
"Prok, prok, prok, prok, prok!"
Disela-sela chant penonton, menyerukan nama Indonesia, diikuti dengan suara tepukan yang berirama, terdengar pula teriakan histeris para penonon, "Taufik, Taufik, Taufik!". Ya, Taufik Hidayat, fenomena artis olahraga di Indonesia pada kisaran tahun 2006. Hal itu tentu tidak didapatkannya dengan mudah. Meskipun puncak keternaran bisa dikatakan pada tahun itu, mengingat di tahun sebelumnya (2005) ia sukses memenangi World Championship, namun Taufik telah merintis karirnya jauh hari sebelum itu.
Seperti itulah bulutangkis di Indonesia. Bulutangkis yang sekarang menasional tidak mengukir popularitasnya secara singkat, namun diperoleh dari satu demi satu ayunan raket para atlit, merajut satu demi satu kemenangan, dan menjadikan kebanggaan bagi bangsa.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menengok Sejarah
Di Indonesia sendiri, bulutangkis telah dikenal masyarakatnya lebih dari hanya sekedar olahraga. Bulutangkis merupakan kebanggaan Indonesia. Pernyataan itu tentu tidak tanpa alasan. Melalui bulutangkis lah berbagai macam prestasi di cabang olahraga mampu diukir oleh Indonesia. Tercatat terdapat 13 gelar Thomas Cup, 3 Uber Cup, lebih dari 30 trophy emas SEAGames, dan masih banyak lagi tophy bergengsi di ajang bulutangkis telah direngkuh Indonesia. Rekor fenomena pun juga berhasil dicatatkan oleh beberapa atlit bulutangkis Indonesia. Salah satunya tentu seorang Susi Susanti yang memenangi 5 World Badminton Grand Prix secara berturut-turut.
Para pecinta bulutangkis saat ini mungkin tidak mengenal nama-nama seperti Ferry Sonevil, Tan Joe Hok, Njo Kim Bie, Tan King Gwa atau Eddy Jusuf. Tapi dari tangan merekalah tonggak penting bulutangkis di Indonesia ditancapkan. Mereka adalah pemain Indonesia pada saat merebut Thomas Cup yang pertama kali, yaitu pada tahun 1958.
Di tahun-tahun berikutnya, nama-nama pemain unggulan pun bermunculan; Alan Budikusuma, Iie Sumirat, Susi Susanti, Taufik Hidayat, Markis Kido, Hendra Setiyawan, Liliana Natsir, Nova Widiyanto, Tantowi Ahmad, hingga Sony Dwi Kuncoro, atau Tomy Sugiarto.
Di Mata Masyarakat
Bulutangkis bagi masyarakat Indonesia bisa dikatakan memiliki daya tarik yang setara dengan sepakbola. Euphoria penonton dimana pagelaran bulutangkis digelar di dalam negeri tidak kalah meriah dengan sorak sorai penonton di stadion sepak bola. Gelanggang olahraga pun selalu penuh sesak oleh histeris dari para ribuan penonton.
Meskipun prestasi bulutangkis Indonesia yang di belakangan waktu ini cendurung menurun, namun tidak terlihat sama sekali menurunnya antusiasme masyarakat Indonesia akan olahraga yang satu ini. Dukungan penuh serta harapan akan kemenangan tetap terlihat dibalik teriakan semangat mereka.
Penutup
Harapan akan raihan prestasi tentu sangat diharapkan oleh masyarakat. Namun terlepas dari itu semua, semangat, kedewasaan, serta rasa tanggung jawab dan saling memiliki akan olahraga bulutangkis, maupun olahraga lainnya, adalah motivasi utama untuk bisa mengukir prestasi. Semangat untuk berkembang, pembinaan yang tepat dan dukungan penuh dari msayarakat tentu akan menjadi 'smash' yang mematikan bagi para lawan-lawan. Sedikit mengutip slogan dari event bulutangkis di Indonesia, betul jika dikatakan bahwa itu semua adalah 'pride of nation', kebanggaan bangsa.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berikut salah satu cuplikan permainan ganda terbaik Indonesia, Markis - Hendra, peraih gelar ganda putra Olimpyade London 2012, yang mengandalkan permainan cepat serta defense dan offense yang tangguh.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berikut salah satu cuplikan permainan ganda terbaik Indonesia, Markis - Hendra, peraih gelar ganda putra Olimpyade London 2012, yang mengandalkan permainan cepat serta defense dan offense yang tangguh.
Reference:
en.wikipedia.org
www.youtube.com
0 komentar:
Post a Comment